Madu adalah cairan alami yang umumnya mempunyai rasa manis, yang dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman atau bagian lain dari tanaman atau ekskresi serangga (Badan Standardisasi Nasional, 2000). Madu merupakan makanan yang sangat berguna bagi pemeliharaan kesehatan, kosmetika, dan farmasi (http://warintek.progressio.or.id).
Manfaat madu telah dikenal sejak zaman dahulu. Peradaban kuno menganggap madu sebagai makanan dewa karena bisa membuat manusia berusia panjang. Pengobatan dengan madu telah dikenal orang Mesir sejak 2600 sebelum masehi. Madu digunakan sebagai obat antiseptik untuk mengobati luka oleh bangsa Yunani, Romawi, Assyria, dan Cina kuno. Bangsa Jerman pun memakainya ketika Perang Dunia II (Sarwono, 2001).
Manfaat madu yang sedemikian besar telah mendorong para ilmuwan untuk meneliti khasiat madu secara ilmiah. Penelitian tentang pemanfaatan produk lebah madu dimulai sejak tahun 1922 oleh Prof. R. Chauvin dari Universitas Sorbone, Perancis (Apiari Pramuka, 2003 dalam Peri, 2004). Penelitian-penelitian selanjutnya mengenai manfaat madu banyak dilakukan dan berhasil menguraikan
berbagai manfaat madu, salah satunya di bidang kesehatan.
Madu sebagai Suplemen Makanan yang Baik
Madu menurut hasil riset yang dilakukan Pusat Perlebahan Apiari Pramuka diketahui mengandung 24 macam zat gula, disamping mengandung zat ferment, vitamin, mineral, asam, asam-asam amino, hormon, zat bakterisidal, dan bahan-bahan aromatik (Peri, 2004). Beberapa mineral penting dalam madu adalah natrium, kalsium, magnesium, tembaga, mangan, besi, kalium, dan fosfor dengan kadar mendekati komposisi mineral darah manusia. Sedangkan vitamin dalam madu diantaranya vitamin B1, B2, K, dan C (www.info@clickwok.com). Majalah Kehutanan Indonesia (2002) menyebutkan energi yang dihasilkan tiap 100 g madu rata-rata 294-328 kalori. Nilai kalori 1 kg madu setara dengan 50 butir telur, 24 buah pisang, 40 buah jeruk, 5,7 liter susu, atau 1,68 kg daging.
Madu Membantu Penyerapan Kalsium
Penelitian yang dilakukan di Universitas Purdue pada tanggal 2-5 April 2005 di San Diego menunjukkan bahwa mengonsumsi madu bersamaan dengan dengan suplemen kalsium dapat meningkatkan penyerapan kalsium pada tikus. Penyerapan kalsium semakin meningkat apabila jumlah madu yang diberikan semakin banyak. Kalsium yang cukup diperlukan untuk mengatasi masalah osteoporosis, khususnya untuk orang yang berumur 50 tahun keatas (http://www.ebeehoney.com/honey.html).
Madu sebagai Antibakteri
Seorang remaja Inggris menderita infeksi pada darah yang menyebabkan kakinya harus diamputasi. Berbagai pengobatan telah dilakukan supaya kakinya tidak jadi diamputasi, namun tidak berhasil. Akhirnya dicoba pengobatan dengan madu yaitu kakinya diolesi Madu Manuka. Ternyata madu tersebut berhasil mengurangi jumlah bakteri secara cepat, dan setelah sepuluh minggu pemuda tersebut berhasil sembuh total dan kakinya tidak jadi diamputasi. Kasus ini, yang dilaporkan pada 6 April 2000 di Nursing Times, bukan satu-satunya laporan yang menyebutkan Madu Manuka dapat menyembuhkan infeksi. Dikenal secara komersial sebagai MediHoney, madu jenis ini dikembangkan oleh the Therapeutic Goods Administration di Australia dan oleh Medsafe di Selandia Baru. Cara kerjanya adalah madu mengikat air sehingga bakteri kekurangan air untuk menggandakan diri. Water activity madu menghambat pertumbuhan bakteri, dan pH madu yang berkisar 3,2-4,5 cukup rendah untuk menghambat pertumbuhan bakteri secara umum. Aktivitas antibakteri utama di madu adalah terkait dengan hidrogen peroksida yang terbentuk secara enzimatis. Tingkat hidrogen peroksida yang diproduksi bersifat antibakteri, namun tidak membahayakan jaringan tubuh (http://healthychoice.epnet.com/GetContent.asp?siteid=csmary&docid=/healthy/alternative/2000/honey/GetContent.asp?siteid=csmary&docid=/healthy/living/contrib).
Madu Mengurangi Plak dan Gingivitis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Madu Manuka secara signifikan dapat mengurangi plak (dari 0,99 ke 0,65;p=0.001) dan gusi berdarah (dari 48% ke 17%;p=0.001) dibanding kontrol. Hasil ini menunjukkan kemungkinan efek pengobatan Madu Manuka terhadap gingivitis dan penyakit gigi lainnya ( English et al, 2004).
Madu Mengatasi Insomnia (Sulit Tidur)
Madu memiliki efek sedaktif sehingga dapat menyebabkan tidur nyenyak. Di dalam tubuh, madu dimetabolosir seperti halnya gula sehingga menyebabkan kadar snotonin (suatu senyawa yang dapat meredakan aktivitas otak) dalam otak meninggi yang menginduksi pada relaksasi dan keinginan untuk tidur( Sarwono, 2001)
Beberapa Manfaat Lain Madu bagi Kesehatan
Madu sebagai theraupeutic properties pada perawatan gangguan pencernaan, pernapasan, jantung, rematik, dan lain-lain. Beberapa penelitian melaporkan bahwa madu membantu penyembuhan penyakit-penyakit tersebut karena madu disamping mempunyai antibakteri juga menyediakan energi yang cukup sehingga mempercepat penyembuhan penyakit (Pereira et al, 1995).
Madu meyembuhkan penyakit arthritis, kerontokan rambut, menurunkan kolesterol, mengobati batuk, mengatasi masalah ketidaksuburan, sakit perut, mengurangi berat badan, untuk panjang umur, memperbaiki sistem kekebalan tubuh, influenza, sinusitis, infeksi kulit, jerawat, kanker, sesak napas, dan beberapa penyakit lain (http://1stholistic.com/Recipes/Default.htm)
Madu memiliki efek laksatif sehingga mencegah rasa mual. Madu juga mencegah peragian dalam saluran pencernaan (Sarwono, 2001).
Madu Manuka dikenal luas dalam pengobatan berbagai penyakit. Madu Manuka dapat menyembuhkan kulit yang terbakar matahari, otot yang tegang, kulit yang terluka oleh benda tajam, perawatan kaki atlet, mengatasi iritasi kulit, mengatasi bau kaki dan bau badan, mengurangi kulit berminyak, digigit serangga, dan mengatasi infeksi pada kuku
No comments:
Post a Comment